Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah MKTIQ: Be Smart Dalam Bersikap Dimedia Sosial

 Judul Makalah Al-Qur'an: Be Smart Dalam Bersikap Dimedia Sosial

Media sosial adalah sebuah sarana transportasi atau jembatan informasi yang digunakan oleh manusia untuk lebih mempermudah dalam mendapatkan informasi. Sekitar 90% penduduk bumi saat ini menggunakan media sosial.sebagian besar dari pengguna media sosial saat ini adalah kalangan remaja dewasa. Menurut Duncan,dewasa muda ( 18-29 ) memiliki rerata pengguna diseluruh dunia. Jumlah fantastis yang dapat melebihi jumlah warga suatu negara.

Media sosial berhasil menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi, tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun.

Maka dari perhitungan diatas,menunjukan bahwa media sosial sudah menjadi konsumsi publik yang perlu mendapatkan pengawasan dan peraturan untuk mencegah adanya hal – hal yang kurang baik yang dapat merugikan banyak pihak.

PENDAHULUAN

Ketergantungan manusia terhadap media sosial sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok. Seperti halnya makanan, jika tidak membuka media sosial sekali maka akan terasa seperti ada sesuatu yang mereka tinggalkan. Maka hal itu sudah menandakan bahwasannya media sosial sudah berhasil mengambil alih sebagian waktu yang dimiliki oleh manusia.

 Kegunaan media sosial sendiri pada dasarnya mengerucut pada penyampaian informasi yang dikirim dari satu orang ke orang lain, ataupun satu orang kepada banyak khalayak. Ada yang membagikan informasi, ada yang membagikan kisah hidup, dan adapula yang membagikan informasi pribadinya. Kalangan remaja adalah salah satu pengguna media sosial terbanyak yang ada saat ini. Menurut Jos Mardani dalam bukunya perkembangan anak, menyebutkan bahwa remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok tertentu.

            Disebabkan perbuatan tersebut maka terdapat dua akibat, jika diterima oleh temannya atau pun kelompok tersebut dia akan senang, karena apa yang dia harapkan itu terjadi. Namun apabila yang dia dapatkan adalah kebalikan dari itu, maka dia akan merasa tertekan dan cemas. Karena kecemasan itu mereka mulai mencari alasan dan berfikir bagaimana caranya agar teman-teman atau kelompok tersebut dapat menyukai apa yang mereka kirim.

Media sosial juga bisa menjadi tempat seseorang untuk menunjukan bakat, kreatifitas dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang tersebut. Maka tidak heran jika terdapat seseorang yang mendapat julukan sebagai selebriti atau selebgram. Menurut Royan, dunia selebriti adalah dunia yang sering dibayangkan oleh banyak orang. Mereka berfikir, disana adalah perkumpulan orang-orang populer yang berpesta ditempat-tempat yang sangat eksklusif. Kondisi itulah yang dapat membuat kebanyakan orang tertarik dengan dunia perselebritian.

Karena ketatnya sebuah persaingan dimedia sosial, masing-masing dari selebriti membuat akun fanbase yang disiapkan untuk penggemarnya yang ingin berkomentar dan berbicara langsung lewat media sosial yang terhubung dengan selebriti tersebut.

Tidak sedikit diantara mereka yang menyampaikan perkataan yang baik, tetapi tidak sedikit pula diantar mereka yang menyampaikan perkataan yang sebaliknya. Bahkan ada diantara mereka ada yang fanatik terhadap seseorang dan menganggap orang itu spesial bagi dirinya, sehingga dia menganggap sebagian yang lain adalah  musuh yang mengganggu orang yang ia idolakan.

Dari situ muncullah permasalahan-permasalahan yang mengganggu banyak khalayak umum dimedia sosial. Salah satunya adalah ujaran kebencian. Ujuran kebencian yang dapat merugikan berbagai pihak.

Dalam istilah dunia maya, ini dinamakan cyber space. Mereka adalah sekumpulan orang yang memberikan dampak negative dari perkembangan media sosial itu sendiri, yang semakin hari semakin berkembang. Dan hal ini dapat berdampak pada pribadi seseorang dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Bungin 2006:315).

Istilah meluapkan kebencian dan memperoleh keuntungan adalah hal yang sangat signifikan dalam media sosial. Ada sebagian mereka yang memperoleh keuntungan karena berhasil memojokkan seseorang dengan cara mengumbar kebencian terhadap orang tersebut dimedia sosial. Seseorang yang awalnya besar bisa jadi kecil, dan orang yang status sosialnya kecil dapat menjadi besar karena serangan cyber space itu.

Ditinjau dari sisi psikologi serangan terbesar dari dampak negative media sosial adalah kaum remaja. Remaja dan dewasa muda adalah pengguna media sosial terbesar yang sering mengungkapkan kekecewaan, kesedihan, dan kesulitan hidupnya dimedia sosial.[1] Tabiat manusia sebagai makhluk sosial sering menunjukan tabiat narsis, ingin merasa lebih dari yang lain dan ingin menonjolkan kelebihan diri sendiri. Dan hal itu dilakukan secara sengaja karena terbawa oleh nafsu dan kehidupan media sosial itu sendiri.

Smith (2013) mengungkapkan bahwa 84% pengguna facebook berusia 18-29 tahun. Di California, amerika serikat, sekita 23% remaja melaporkan tindakan bullying oleh sesamanya. Hal ini menandakan bahwa ujaran kebencian dimedia sosial lebih kuat pengaruhnya terhadap mental seseorang.[2]

Banyak studi yang menjelaskan bahwasannya remaja atau pengguna media sosial sebenarnya juga peduli dengan privacy mereka, walaupun pada sisi yang lain mereka tidak merasa keberatan apabila informasi pibadinya tersebar ke khalayak ramai.

Penggunaan media sosial juga dapat menimbulkan ketergantungan dan gangguan tidur. Suatu penelitian dari wolnizlac (2013) menunjukan dari total 418 subyek penelitian dengan usia rata-rata 20 tahun (77%wanita),[3] ditemukan ketergantungan pada media sosial. Pecandu media sosial ini juga dapat berpengaruh dengan terganggunya kinerja harian.[4]

Dari data diatas maka kebanyakan pengguna media sosial yang terkena imbas buruk adalah wanita, karena suatu studi oleh Duggan dan Brenner menyatakan bahwa wanita lebih aktif pada media sosial disbanding pria dan kehidupannya banyak dipengaruhi oleh media sosial. Imbas negative lain dinyatakan oleh Ibrahim, yaitu dimana generasi yang tumbuh dalam budaya digital memiliki kecenderungan sifat menyendiri (desosialisasi).

Proses candu ini jelas bukan hal yang dilandasi tanpa sebab. Factor terbesar saat ini adalah kemudahan seseorang mendapatkan alat untuk bermedia sosial. Maka, tidak heran apabila kita berjalan dipinggiran kota banyak mendapati anak usia dini sudah memegang handphone dan begitu bebas berselancar didunia maya.

Fenomena-fenomena seperti ini yang seharusnya menjadi topik khusus bagi orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam memonitoring kegiatan anak tanpa terkecuali yang sudah remaja. Perubahan tidak hanya terjadi pada psikis seseorang, ini juga dapat meranah kejenjang perubahan sosial budaya. Komunikasi online berbeda dengan komunikasi satu arah, (seperti televise, radio, maupun surat kabar). Karena pengguna online tidak hanya membacanya, namun dapat merespon pesan saat itu juga.

Perubahan sosial budaya yang dimaksud adalah suatu struktur sosial dan pola budaya dalam masyarakat yang mengalami perubahan akibat sifat manusia yang selalu menginginkan perubahan.

Cara pandang sempit (tradisional) yang berubah menjadi cara pandang (global). Hal inilah yang sering mengakibatkan geger budaya. Sebagai contoh gaya berpacaran remaja di luar negeri yang cenderung bebas dan diunggah pada laman-laman media sosial telah banyak diterapkan oleh remaja Indonesia, dan itu bertentangan dengan wilayah timur, terutama bagi kita umat muslim.

Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang dapat  merusak hubungan antar sesama makhluk sosial. Dari sini kita bisa berkaca bahwa dampak dari media sosial itu sangat besar, bukan hanya perseorangan saja yang dapat terserang, bahkan kepala negara sekali pun dapat terkena imbas dari media sosial ini. Untuk itu, manusia perlu peringatan dan batasan-batasan yang berfungsi sebagai rem ataupun alat untuk menghentikan nafsu agar tidak terjerumus kedalam sisi negative dari perkembangan media sosial itu sendiri.

Pada dasarnya media sosial hanyalah alat yang diciptakan oleh manusia untuk mempermudah manusia itu sendiri dalam memperoleh informasi. Lucu apabila kita terpengaruh dan kita dikemdalikan oleh media sosial tersebut.

SIKAP ISLAM DALAM MENCEGAH KEMEROSOTAN KARAKTER

Pendidikan dan penanaman akhlak yang baik adalah salah satu benteng yang dapat kita gunakan untuk menekan dan memperkecil angka pelanggaran norma-norma yang terjadi pada saat ini, terutama bagi anak cucu kita nanti.

Kita sebagai umat islam wajib untuk menggaris bawahi hal ini, karena kemerosotan akhlak sangat terlihat pada era saat ini. Penyebaran berita palsu, mengadu domba, tidak mencari kebenaran, dan sering berpendapat sesuai dengan keinginan hati mereka.

Allah swt telah menegaskan dalam quran surah alkahfi yang berbunyi;

ولاتعدعيناك عنهم تريد زينة الحياةالدنيا ولاتطع من أغفلناقلبه عن ذكرناواتبع هواىه وكان أمره فرطا

Yang artinya :Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikutiorang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaan itu melampaui batas. ( QS alkahfi 28)[5]

Ibnu katsir menyebutkan dalam tafsirnya firman Allah yang berbunyi “dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan ini”. Ibnu abbas berkata’ dan janganlah kamu memalingkan pandangan dari mereka kearah orang lain karena mencari teman yang mulia dan kaya sebagai ganti mereka. Dan janganlah mengikuti orang-orang yang kami lalaikan hatinya, yakni melupakan agama dan melampaui batas.[6]

 Ayat diatas menunjukan peringatan kepada manusia agar tidak semena-mena dalam berasumsi dimedia sosial. Karena bahaya pengaruh asumsi yang tidak mengandung informasi yang benar adalah sebuah kesalahan fatal yang dapat menyebabkan manusia saling membenci.

Memang benar berselancar dimedia sosial adalah hal yang mubah atau diperbolehkan dalam islam. Tapi hal itu memiliki keterbatasan, dan batasan itu dibuat untuk menjaga manusia agar tidak melampaui batas.

Merujuk pada kaidah ushul yang berbunyi;

المعاملة حلال حتى جاءالدليل على التحريم

Yang artinya suatu hal yang bentuknya muamalah, interaksi, termasuk didalamnya interaksi dimedia sosial itu hal yang diperbolehkan sampai ada atau datang dalil yang melarang perbuatan tersebut.

Keumuman yang terkandung dalam kaidah ini dibatasi oleh dalil yang melarang manusia untuk berkata kotor, menyebar fitnah, mengadu domba serta mengambil tindakan yang bermula dari nafsu.

Rasulullah SAW bersabda;

من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فاليقل خيرا أوليصمت

 Yang artinya barang siapa beriman kepada hari akhir hendaklah berkata yang atau diam.

Maka tidak ada dalam islam yang tertinggal sedikitpun dalam penerapan character yang baik.

Berdasarkan hadist diatas, hendaklah seseorang yang memiliki identitas muslim, agar berkata baik. Baik dalam arti disini adalah tidak berkata kasar, tidak menggunjing, tidak mengadu domba dan tidak membicarakan keburukan orang lain.

Yang dimaksud dari diam adalah apabila kita belum mengetahui suatu kabar, atau belum dapat memastikan kabar tersebut benar atau salah, maka hendaklah baginnya untuk diam. Hal diatas berkaitan dengan para pengguna media sosial agar lebih selektif dalam hal memberikan informasi ataupun menerima informasi.

Maka dari itu, pemanfaatan media sosial secara bijak sangat mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok dalam keseharian kita. Kewajiban kita sebagai umat islam diharuskan untuk bijak dalam berselancar dimedia sosial. Berikut hal-hal yang dapat dijadika acuan dalam memanfaatkan media sosial;

a.       Menjaga keaman informasi pribadi.

Bijaklah dalam berbagi informasi yang bersifat pribadi, karena hal ini dapat mencegah seseorang yang memiliki maksud kurang baik. Memposting foto dan rutinitas pribadi dianggap hal yang wajar, namun di lain sisi dapat memberi kesempatan bagi pihak yang ingin mengambil keuntungan. Pikirkan mengenai konsekuensi sebelum mengunggah sesuatu ke dalam media sosial.

Dalam kaidah islam disebutkan;

فكّر قبل أن تعزم

 

Yang artinya berfikirlah sebelum kamu bertindak

b.      Etika dalam berkomunikasi.

Gunakan kata-kata sopan dalam berkomunikasi antar sesame individu pada situs jejearing sosial, karena banyak ditemui kata-kata kasar dalam percakapan tersebut baik disengaja maupun tidak disengaja. Jangan lupakan etika dalam berkomunikasi, walaupun percakapan hanya dengan teman dekat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

c.       Hindari penyebaran SARA dan pornografi.

Pastikan apapun yang akan disebarkan tidak mengandung informasi yang berhubungan dengan pornografi dan SARA di media sosial. Sebarkanlah informasi yang berguna dan bermanfaat yang tidak menimbulkan konflik antar sesama individu pada situs jejaring sosial tersebut.

d.      Memandang penting hasil karya orang lain.

Jika menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto, video, atau sejenisnya milik orang lain, alangkah baik nya sumber informasi tersebut dicantumkan sebagai bentuk penghargaan hasil karya orang lain. Hindari tindakan copy paste tanpa mencantumkan sumber informasi tersebut.

e.       Baca berita secara keseluruhan, jangan hanya menilai dari judulnya.

Ini merupakan fenomena yang sering terjadi belakangan ini. Sering sekali pengguna media sosial sekedar ikut-ikutan menyebarkan bahkan mengomentari hal-hal yang sedang ramai dibicarakan di media sosial tanpa membaca berita secara keseluruhan.

f.       Memberikan waktu khusus

Jadikan diri anda untuk mulai berdisiplin. Atur jadwal, jangan sampai kegiatan harian yang sudah kita susun rapi, menjadi berantakan dan tidak tersusun rapi karena terlalu lama berselancar didunia maya. Jadikan media sosial sebagai budak kita, jangan sampai kita yang menjadi budak media sosial tersebut.

g.      Isi dengan dzikir

Langkah yang terakhir selingi kegiatan bermedia sosial dengan tasbih, tahmid, shalawat atas nabi, dan lain lain. Seperti sebelum buka whatssapp bershalawat sepuluh kali dan lain lain.

KESIMPULAN

Dalam pemanfaat media sosial yang baik dan bjiaksana, penulis menyimpulkan beberapa hal yang dapat dilakukan agar keluarga dan orang terdekat kita bisa terhindar dari pengaruh negative yang ditimbulkan oleh media sosial itu sendiri, serta menjaga karakter agar menjadi gernerasi yang bijak secara agama dan undang undang.

Hal tersebut adalah penjagaan atau proteksi akun pribadi secara mendalam, beretika dalam berkomunikasi, hindari penyebaran SARA dan pornografi, memandang penting karya orang lain, membaca berita secara keseluruhan, jangan hanya menilai dari judul, tetapi kupas tuntas tentang kebenaran berita tersebut.

Dalam media sosial, konten yang bersifat pribadi dapat menjadi milik publik. Oleh karena itu harus digunakan secara bijak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (cyber hack ). Setiap individu seyogyanya memiliki kesadaran pribadi, bahwa apapun yang diunggah ke dalam media sosial selain dapat mempengaruhi citra sendiri, juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dengan pihak lain.

Keluasan informasi hendaklah dipilah secara bijaksana, mana saja yang dapat digunakan dengan baik tanpa melanggar aturan serta norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Kebebasan berekspresi harus tetap berpegang pada etika komunikasi dan pengendalian diri yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar fahmi, perubahan dan permasalahan media sosial, kalbis institute Jakarta

Karman, (2014) social media :beween freedom and exploitation, Juni 2014Jakarta.

Hildawati, (2018)  HATERS di instagram antara meluapkan kebencian dan memperoleh keuntungan. FISIP UNHAS juni Makassar

Alquran cordoba. Bandung jawa barat

Shahih muslim, dar al alamiyah

Nasib arrifai(1999) ringkasan tafsir ibnu katsir jilid 3, gema insani Jakarta

Journal.unita.ac.id,


[1] Jurnal muara ilmu sosial, humaniora, dan seni Vol. 1, No. 1,2017

 

[3] Fahmi anwar Perubahan dan permasalahan media sosial hal. 141

 

[5] QS Al-kahfi 28 cordoba

[6] Muhammad nasib Tafsir ibnu katsir hal. 133

Posting Komentar untuk "Makalah MKTIQ: Be Smart Dalam Bersikap Dimedia Sosial"